Kekayaan jenis burung di kawasan Taman Nasional Gunung Ciramai (TNGC) tergolong rendah. Jumlah jenis burung di kawasan ini dijumpai sebanyak 68 jenis (Surahman 2010), 13,76% dari kekayaan jenis burung di Pulau Jawa (494 jenis) atau 20% dari kekayaan jenis burung di Jawa Barat (340 jenis), dan 46,25% dari kekayaan jenis burung di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (147 jenis) (MacKinnon 1991). Rendahnya kekayaan jenis burung di kawasan TNGC diduga karena Gunung Ciremai merupakan gunung api soliter, yang terpisah dari klaster gunung api lainnya. Dalam teori biogeografi pulau, kawasan TNGC dapat dipandang sebagai sebuah pulau yang dikelilingi lautan habitat yang rusak. Selain terkait dengan teori biogeografi pulau, rendahnya kekayaan jenis burung di kawasan TNGC, juga diduga terkait dengan tingkat kerusakan habitat. Kerusakan habitat tersebut berupa perubahan fungsi hutan, dari hutan alam menjadi hutan tanaman pinus, terutama pada ketinggian 200-1.500 m dpl. Perubahan fungsi ini menyebabkan kawasan hutan alam sebagai habitat tempat mencari makan, tempat berlindung dan berkembang biak menjadi terganggu. Namun disisi lain, kawasan gunung ciremai merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis burung langka, burung sebaran terbatas maupun dilindungi undang-undang serta masuk dalam kategori hampir punah dan rentan menurut IUCN, serta terdaftar pada Appendiks II CITES. Terdapatnya jenis-jenis burung dengan status konservasi tinggi, mengindikasikan kawasan TNGC merupakan kawasan yang sangat penting bagi upaya pelestarian burung. Dengan demikian perlu peningkatan upaya konservasi kawasan terutama melakukan rehabilitasi dan pengkayaan jenis, sehingga terbentuk kembali ekosistem hutan yang stabil sebagai tempat bagi peningkatan populasi burung.
Salah satu burung cantik yang berstatus rentan menurut IUCN adalah Ciung mungkal jawa (Cochoa azurea) (foto atas). Di kawasan gunung ciremai, burung ini hanya dapat dijumpai pada hutan alam ketinggian 1.500 s/d 2.400 m dpl. Burung ini gerakanya sangat lincah meloncat kesana kemari sambil mencari makan dengan mengeluarkan suaranya yang khas , terutama pada semak-semak di pinggiran sungai. Jumlah populasinya sangat terbatas, di kawasan gunung ciremai kepadatan individu burung ini hanya mencapai + 0,38 indv/ha.
wow cantik bener tu burung. pengin rasanya melihat langsung jika ada yg mandu.
BalasHapustrus posthing sejenis gan
ctr+D